Minggu, 06 Mei 2012

JUMLAH FI’LIAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab II
Dosen Pengampu            : Drs.Mujahid,M.Ag















Di susun Oleh :
Huda Cholis
11410027


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA



BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Sebagian besar rakyat indonesia memeluk agama islam, sedangkan islam memiliki suatu pedoman yaitu al-Qur’an yang ditulis menggunakan bahasa Arab. Seseorang tidak akan dapat memahami pedoman atau Kitab dan Sunnah dengan benar tanpa mempelajari bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama. Dan Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an, karena bahasa arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah,

“sesungguhnya kamu telah jadikan Al-quran dalam bahasa arab supaya kalian memikirkannya.” (QS.Yusuf:2 )

Ilmu bahasa arab itu amatlah luas, dan mempunyai puluhan cabang-cabang ilmu yang mempunyai pengertian dan kepentingan tersendiri, Walau bagaimanapun,ilmu paling penting  ialah Nahwu dan Shorof. Oleh karenaitu penting untuk mempelajari ilmu itu. Sehingga di sini kami akan sedikit mengulas materi dalam nahwu yaitu Jumlah Fi’liyah.

B.   RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini
1.      Apa yang di maksud dengan Jumlah Fi’liyah
2.      Bagaimana pola bentuk Jumlah Fi’liyah
3.      Contoh –Contoh Jumlah Fi’liyah
C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui pengertian Jumlah Fi’liyah
2.      Mengetahui pola bentuk Jumlah Fi’liah
3.      Mengetahui contoh-contoh Jumlah Fi’liyah


BAB II
JUMLAH F’LIYAH


A.          Pemgertian

Dalam bahasa arab istilah kalimat di sebut dengan Jumlah, dan kalimat sempurna disebut dengan Jumlah Mufidah. Sedangkan jumlah sendiri merupakan susunan dari beberapa kalimah yang memahirkan atau pesan yang sempurna
Ada dua macam Jumlah atau kalimat ( dalam bahasa indonesia), yaitu jumlah ismiyah ( kalimat nolminal ) dan jumlah fi’liyah ( kalimat verbal )

Jumlah Fi’liyah adalah suatu kalimat yang diawali dengan kata kerja, dan Jumlah Fi’liyah terdiri dari dua unsur yaitu Fi’il ( kata kerja ) dan Fa’il ( subjek/pelaku ), apabila fa’il berbentuk muannas mala fi’il juga harus muannas, Begitujuga apabila berbentuk mudzakar. Namun apabila fa’il berbentuk mutsanna ( ganda ) ataupun Jamak ( banyak ) maka fi’il harus tetap mufrod ( tunggal ).

Metode struktur paling sederhana untuk jumlah fi’liyah adalah :

Fa’il [ kata kerja ] + fa’il [ pelaku ] atau
Fi’il [ kata kerja ] + fa’il [pelaku ] + maf’ul bih [ obyek ]


Jika menyesuaikan tata bahasa indonesia, jumlah fi’liyah itu sama dengan susunan S P O, S sebagai Subjek , itu sama dengan fa’il sebegai pelaku, P sebagai Predikat , itu sama dengan fi’il sebagai pekerja, dan O sebagai Objek itu sama dengan Maf’ul Bih sebagai yang di kenai pekerjaan.
Kalau maf’lu bih itu adalah isim yang dibaca nashab yang dikenai pekerjaan. Sebuah kalimat yang berpredikat kata kerja transitif harus dilengkapi dengan objek atau maf’ul bih.
Obyek tidak harus ada dalam jumlah fi’liyah, karena ada fi’il yang menuntut obyek dana ada yang tidak menuntut obyek[1]

B.          PEMBAGIAN FI’IL BERDASARKAN BENTUK

Menurut bentuknya fi’il terbagi menjadi dua. Yaitu ,fi’l sahih dan fi’l mu’tal. Fi’l sahih adalah kata yang semua huruf aslimya bukan huruf ‘illat, ( ق,و,ى,ا ) contohnya كَتَبَ , فَرِحَ, سَيْطَرَ , شَارَكَ , dan اِجْلَوَّذَ.
Sedangkan fi’l mu’tal adalah kata yang salah satu huruf aslinya adalah huruf ‘illat, contohnya وَعَدَ , قَامَ , dan رَضِيَ.[2]
C.           PEMBAGIAN FI’IL BERDASARKAN JENIS

Menurut jenisnya fi’il terbagi menjadi dua, yaitu fi’il lazim dan fi’il muta’addi. Fi’il lazim adalah kata kerja yang tidak membutuhkan obyek/maf’ul bih. Sedangkan muta’addi adalah kata kerja yang membutuhkan obyek/ maf’ul bih.[3]

D.          CONTOH - CONTOH JUMLAH FI’LIYAH

مُحَمَّدٌ  قَرَأَ      ( Muhammad telah membaca )
هِنْدٌ  قَرَأَتْ      ( Hindun telah membaca )
زَيْدٌ   يَقْرَأُ       ( Zaid sedang membaca )
الطَّالِبُوْنَ  يَقْرَأُ ( Para siswa sedang membaca )
Keterangan : kata yang berwarna merah adalah fi’il sedangkan yang berwarna hitam adalah fa'il.
Pada contoh 1 dan 2 dapat kita lihat kesesuaian antara fi’il dan fa’il dalam jenisnya yaitu mudzakar dan muannast. Sedangkan pada contoh 3 dan 4 dapat kita lihat bahwa berapapun bilangan failnya fi’il harus tetap mufrod.




BAB III
PENUTUP

A.          KESIMPULAN
Dari pembahasan dia atas mengenai jumlah fi’liyah, dapat disimpulkan bahwa jumlah fi’liyah adalah kalimat yang terdiri dari fiil dan fa’il.
Fa’il adalah kata kerja , sedangkan fa’il adalah subjek atau pelaku
Jumlah Fi’liyah tidak selalu memerluhkan obyek




B.          DAFTAR PUSTAKA
1.      Al Jami’ah. Lita’aliim Al Lughoh Al ‘Arobiyyah. UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2.      http://www.arabic.web.id/2011/02/fiil-berdasarkan-bentuk-shahih-mutal.html
3.      Yakub, Yenni Pariani. Rumus Cerdas Memahami Kaidah Dan Tata Bahasa Arab. Bandung:Satu





[1]  Yakub, Yenni Pariani. Rumus Cerdas Memahami Kaidah Dan Tata Bahasa Arab. Bandung:Satu Nusa hal.222
[3] Yakub, Yenni Pariani. Rumus Cerdas Memahami Kaidah Dan Tata Bahasa Arab. Bandung:Satu Nusa hal.223


Teman, ini aku lagi gila dan lagi iseng, jadi nyanyi gak jelas gitu deh.
tapi lumayan kok daripada lumanyun untuk membuat jebol telinga... hehehehe
ini lagu Dear God dari Avenged Sevenfold yang dirubah ke bahasa Indonesia..
yah itung-itung untuk menuhin Blogger baru.... (.'')...!!!

Alhamdulillah

Alhamdulillah, setelah 19 tahun baru sekarang bisa buat sekarang, itupun dengan bantuan dan motivasi dari teman-teman, terimakasih.....