Rabu, 20 Agustus 2014

BIMBINGAN KONSELING

BIMBINGAN KONSELING

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Manusia diciptakan oleh Tuhan dibekali dengan potensi yang ada dalam dirinya untuk dikembangkan menjadi sebuah kemampuan dan ketrampilan yang akan membawanya kepada sebuah kebahagiaan hidup. Pendidikan merupakan jalan yang paling tepat untuk mengembangkan setiap potensi yang dimiliki manusia. Melalui pendidikan peserta didik dibimbing untuk mengenali dirinya termasuk didalamnya potensi yang dimiliki. Namun kenyataannya pendidikan belum bisa maksimal dalam menjadi tempat berkembangnya potensi yang dimiliki peserta didik tersebut. Dalam rangka optimalisasi peserta didik itulah bimbingan konseling diperlukan di setiap lembaga pendidikan.
Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian layanan yang diberikan kepada seseorang agar ia mampu memahami diri, menyesuaikan diri dan mengembangkan diri, sehingga mencapai kehidupan yang sukses dan bahagia.[1] Kegiatan bimbingan dan konseling secara keseluruhan mencakup empat bidang, yaitu: bimbingan pribadi, sosial, akademik (belajar), dan karir. Kemudian yang akan dibahas dalam makalah kali ini adalah mengenai binbingan pribadi sosial.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa Pengertian bimbingan konseling ?
2.      Apa Pengertian bimbingan konseling pribadi sosial ?
3.      Apa Tujuan dan ragam permasalahan pribadi sosial ?
4.      Bagaimana Strategi dan teknik bimbingan konseling pribadi sosial ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian bimbingan konseling
1)      Pengertian bimbingan
Bimbingan  adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu didasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilikh jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan (diwarisi), tetapi harus dikembangkan. (jones, staffire & stewart, 1970)[2]
Untuk memperoleh pengertian yang jelas tentang “bimbingan”, berikut dikutipkan pengertian bimbingan (guidance) menurut beberapa sumber. Year Book of Education (1955) menyatakan bahwa:
guidance is a process of helping individual through their own ffort to discover d develop their potentialisties both for personal happiness and social usefulness.”
“Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahan diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga, serta masyarakat” (Miller, dalam Jones, 1987)
Definisi tersebut lebih mengarah pada pelaksanaan bimbingan di sekolah, maka dapat ditarik kesimpulan tentang apa sebenarnya bimbingan itu, yaitu:
a.       Bimbingan berarti bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang memerlukannya. Jadi lebih menekankan pada pemberian peranan individu kearah tujuan yang sesuai dengan potensinya.
b.      Bantuan (bimbingan) tersebut diberikan kepada setiap orang, namun prioritas diberikan kepada individu-individu yang membutuhkan atau benar-benar harus dibantu, tetapi pada hakekatnya bantuan itu adalah untuk semua orang.
c.       Bimbingan merupakan suatu proses kontinyu.
d.      Bimbingan atau bantuan diberikan agar individu dapat mengembangkan dirinya semaksimal mungkin.
e.       Bimbingan diberikan agar individu dapat menyesuaikan diri secara harmonis dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Dalam penerapannya di sekolah, definisi-definisi tersebut di atas menuntut adanya hal-hal sebagai berikut:
a.       Adanya organisasi bimbingan di mana terdapat pembagian tugas, peranan dan tanggungjawab yang tegas di antara para petugasnya;
b.      Adanya program yang jelas dan sistematis untuk: (1) melaksanakan penelitian yang mendalam tentang diri siswa-siswa, (2) melaksanakan penelitian tentang kesempatan atau peluang yang ada, misalnya: kesempatan pendidikan, kesempatan pekerjaan, masalah yang berhubungan dengan human relations, dan sebagainya, (3) kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan bimbingan dan konseling secara teratur.
c.       Adanya personil yang terlatih untuk melaksanakan program-program tersebut di atas, dan dilibatkannya seluruh staf sekolah dalam pelaksanaan bimbingan; Adanya fasilitas yang memadai, baik fisik mupun non fisik (suasana, sikap, dan sebagainya);
d.      Adanya kerjasama yang sebaik-baikya antara sekolah dan keluarga, lembaga-lembaga di masyarakat, baik pemerintah dan non pemerintah.

2)      Pengertian konseling
Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa latin yaitu counselium, artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian “bicara bersama” dalam hal ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang atau beberapa klien.[3]
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.[4]
Proses konseling pada dasarnya adalah usaha menghidupkan dan mendayagunakan secara penuh fungsi-fungsi yang minimal secara potensial ada dalam diri klien. Jika fungsi ini berjalan dengan baik diharapkan dinamika hidup klien akan kembali berjalan dengan wajar mengarah kepada tujuan yang positif.

B.     Pengertian Bimbingan Konseling Pribadi Sosial
Kepribadian (personality) berasal dari kata person/ pribadi yang berarti orang seorangan; kedirian; individu; perseorangan; perorangan. Kata pribadi dan kepribadian disamping untuk menunjukkan terhadap individu seseorang yang berdiri sendiri terlepas dari individu yang lain, biasannya selalu dikaitkan dengan pola-pola tingkah laku manusia yang berhubungan dengan norma-norma tentang baik dan buruk. Dengan kata lain, kata pribadi atau kepribadian itu dipakai untuk menunjukkan adanya ciri-ciri khas yang ada pada seseorang.[5]Jadi siswa dilihat dari dimensi sebagai pribadi mempunyai potensi dan karakteristik yang berbeda sehingga proses bimbingannya juga berbeda.
Selain itu, siswa tidak hanya dilihat sebagai pribadi, tetapi juga sebagai makhluk sosial, artinya sekolah sebagai lingkungan sekunder bagi siswa akan memungkinan terjadinya berbagai transisi antar pribadi. Melalui proses sosialisasi, siswa-siswa akan berada dalam satu lingkungan yang baru, baik itu dengan teman sebayanya atau guru-gurunya. Dalam lingkungan ini, akan terjadi proses saling mewarnai, saling identifikasi dan saling mempengaruhi antara siswa yang satu dengan yang lainnya atau antara siswa dengan gurunya.
Sebagai makhluk sosial, siswa memerlukan orang lain untuk bersama-sama (sharing), untuk memberi perhatian (attention) dan untuk mendengar keluhan atau pandangan orang lain (responsivity). Selain itu, siswa mempunyai kebutuhan untuk berafiliasi yaitu dorongan yang mencakup kebutuhan atau dorongan untuk setia kawan, berpartisipasi dalam kelompok sebaya, mengerjakan sesuatu untuk kawan, membentuk persahabatan baru, mencari kawan sebanyak mungkin, mengerjakan pekerjaan bersama-sama, akrab dengan kawan, menulis pengalaman persahabatan, dsb.
Kepribadian tidak dapat dipahami secara terpisah dari latar sosial (masyarakat yang terdiri dari orang-orang lain). Latar sosial merupakan dunia yang memberikan makna kepada kepribadian. Tanpa dunia ini maka kepribadian tidak berarti apa-apa. Latar sosial melengkapi tiang tempat kepribadian membentangkan jarring-jaring ketegangannya. Dari pengalaman kita, kita tahu bahwa hal ini benar adanya, karena kita semua menggunakan orang lain sebagai titik poros (pivot point).[6]
Bimbingan pribadi adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan diri pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potinsi yang dimiliki. Sedangkan bimbingan sosial adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk mengenali lingkungannya sehingga dapa bersosialisasi dengan baik dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Departemen Kesehatan (2005: www.depkes.com), mengemukakan pengertian istilah pribadi sosial, yaitu setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologis maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik terhadap individu.
Nurihsan (2002: 21) menyatakan dengan jelas bahwa “ bimbingan dan konseling pribadi-sosial adalah bimbingan dan konseling untuk membantu individu (siswa) dalam memecahkan persoalan pribadi-sosial”. Lebih terinci dikemukakan pengertian bimbingan dan konseling pribadi sosial adalah layanan bimbingan dan konseling untuk membantu siswa agar menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri, sehat jasmani dan rohani serta mampu mengenal dengan baik dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya secara bertanggung jawab.[7]
Bimbingan dan konseling pribadi - sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh siswa, dengan mempertimbangkan nilai (value), keterampilan pengambilan keputusan untuk penyesuaian sosial yang memadai sebagai suatu keterampilan hidup (life skills).

Berkaitan dengan bimbingan pribadi sosial, pada intinya adalah membentuk pribadi yang matang dan mandiri para siswa, dengan karakteristik sebagai berikut :                                         
o   Pemahaman diri (self understanding). Dalam hal ini, siswa dapat memahami dirinya sendiri akan potensi yang dimiliknya serta permasalahan yang dihadapinya. Misalnya saja dapat diajukan kepada siswa pertanyaan siapa saya (who am I?).
o   Penerimaan diri (self acceptance - Qona’ah). Dalam hal ini, siswa hendaknya dapat menerima diri apa adanya, potensi-potensi dan anugerah dari Allah, baik itu yang sesuai dengan harapan siswa tersebut ataupun tidak (perbedaan antara ideal self dengan actual self). Setelah dapat menerima dirinya, maka siswa akan mampu mengarahkan dirinya (self direction) untuk akhirnya mampu untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya (self improvement). Pada akhirnya siswa tersebut dapat menyesuaikan diri (self adjustment) baik dengan dirinya maupun dengan tuntutan lingkungan sosialnya.

C.    Tujuan dan Ragam Bimbingan Konseling Pribadi Sosial
1)      Tujuan bimbingan konseling pribadi sosial
Berikut dikemukakan tujuan bimbingan konseling pribadi-sosial agar peserta didik (siswa) dapat:
a)      Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
b)      Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c)      Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
d)     Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
e)      Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
f)       Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
g)      Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
h)      Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
i)        Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
j)        Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
k)      Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

Memperhatikan uraian mengenai tujuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, diatas,  dapat dikemukakan pelaksanaan bimbingan dapat dilihat minimal dari dua pihak, yaitu :
Ø  Pihak siswa
Berdasarkan kemampuan yang dimilikinya, diharapkan para siswa mampu mencapai :
·         Kebahagiaan hidup pribadi di dunia dan akhirat kelak.
·         Peningkatan pemahaman kesadaran terhadap diri sendiri dan lingkungannya yang meliputi sekolah, keluarga dan masyarakat luas;
·         Pengembangan kemampuan dan kualitas diri sebagai insan pribadi, sosial, dan insan ciptaan Allah; dan
·         Peningkatan kemampuan dalam memecahkan masalah-masalah kehidupannya.

Ø  Pihak guru
Pelaksanaan bimbingan dan konseling diharapkan para guru mampu mencapai :
·         Pengembangan keharmonisan di dalam melaksanakan program belajar mengajar;
·         Keselarasan kerja sama dengan, terutama dengan mereka yang memiliki masalah pribadi;
·         Kerja sama yang lebih intensif dengan orang tua siswa dan masyarakat luas pada umumnya.[8]
2)      Ragam bimbingan konseling pribadi sosial
Ø  Bimbingan pribadi,secara lebih rinci materinya antara lain :
1.      pemantapan sikap dan kepribadian yang agamis dan mendekatkan diri pada Tuhan melalui peningkatan IMTAQ. Agama menjadi kendali utama kehidupan.
2.      Pemahaman terhadap kemampuan dan potensi yang dimilikinya serta pengembangannya secara optimal.
3.      Pemahaman mengenai bakat dan minat yang dimiliki serta penyalurannya.
4.      Pemahaman mengenai kelebihan dari dirinya serta bagaimana pengembangannya.
5.      Pemahaman tentang kekurangan atau kelemahan yang dimiliki untuk diatasi.
6.      Kemampuan untuk mengambil keputusan serta mengarahkan diri untuk merealisasikannya.
7.      Perencanaan dan pelaksanaan hidup sehat, kreatif dan produktif.

Ø  Uraian bimbingan sosial ini lebih rincinnya sebagai berikut :
1.      Pengembangan kemampuan berkomunikasi, baik lisan dan tulisan.
2.      Pengembangan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat.
3.      Pengembangan kemampuan bersosialisasi, baik dirumah, disekolah, dan dimasyarakat.
4.      Pengembangan hubungan harmonis dengan teman sebaya.
5.      Pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya secara konsisten dan tanggung jawab.
6.      Pemahaman tentang hubungan deng lawan jenis,dan akibat yang ditimbulkannya.
7.      Pemahaman tentang hidup berkeluarga.[9]

Ragam bimbingan pribadi dan sosial diatas apabila dikelompokkan ke dalam pencapaian tugas perkembangan dan standar kompetensi kemandirian siswa sebagai berikut :
1.      Landasan hidup religius, mengangkut masalah sholat dan berdoa, belajar agama, keimanan serta aktivitas beragama.
2.      Landasan perilaku etis, menyangkut masalah jujur, hormat kepada orang tua, sikap sopan dan santun, serta ketertibandan kepatuhan.
3.      Kematangan emosional, mengangkut masalah kebebasan dalam mengemukakan pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi serta kemampuan menjaga stabilitas emosi.
4.      Kematangan intelektual, mengangkut masalah sikap kritis, sikap rasional, Kemampuan membela hak pribadi serta kemampuan menilai.
5.      Kesadaran tanggung jawab, mengangkut masalah mawas diri, tanggung jawab atas tindakan pribadi, partisipasi pada lingkungan serta disiplin.
6.      Peran sosial sebagai pria atau wanita, mengangkut masalah perbedaan pokok antara laki-laki dan perempuan, peran sosial sesuai dengan jenis kelamin, tingkah laku dan kegiatan sesuai dengan jenis kelamin, serta cita-cita sesuai jenis kelamin.
7.      Penerimaan diri dan pengembangannya, mengangkut masalah kondisi fisik, kondisi mental, pengembangan cita-cita, serta pengembangan pribadi.
8.      Kemandirian perilaku ekonomis, mengangkut masalah upaya menghasilkan uang, sikap hemat dan menabung, bekerja keras dan ulet, serta tidak mengharap pemberian orang.
9.      Wawasan persiapan karir , mengangkut masalah pemahaman jenis pekerjaan. Kesungguhan belajar, upaya memahami keahlian serta perencanaan karir).
10.  Kematangan hubungan dengan teman sebaya, mengangkut masalah pemahaman tingkah laku orang lain, kemampuan berempati, kerja sama, serta kemampuan hubungan sosial.
11.  Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga.[10]
D.    Jenis layanan dan teknik bimbingan pribadi sosial
1)      Jenis Layanan dan Struktur Bimbingan
Struktur program bimbingan perkembangan yang komprehensif terdiri atas empat komponen;
a)      Layanan Dasar Bimbingan: Yaitu layanan umum yang diperuntukkan bagi semua siswa. Layanan terarah pada pengembangan perilaku atau kompetensi yang harus dikuasai siswa dengan tugas perkembangannya. Tujuan layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh siswa dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupan. Komponen ini merupakan landasan bagi program bimbingan perkembangan.
b)      Layanan Responsif: Yaitu layanan yang diarahkan untuk membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pada saat itu. Oleh karena itu, layanan responsif akan mengandung layanan-layanan yang bersifat penanganan krisis, remediatif dan preventif. Tujuan komponen layanan responsif adalah mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu.
c)       Layanan Perencanaan Individual. Yaitu layanan yang dimaksudkan untuk membantu siswa mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pribadi sosial. Tujuan utama dari komponen ini adalah untuk membantu siswa memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya secara proaktif.
d)      Komponen dukungan sistem. Yaitu komponen yang berkaitan dengan aspek manajerial yang mencakup antara lain pengembangan program, pengembangan staf, alokasi dana dan fasilitas, kerja sama dengan orang tua dan sumber lainnya, riset dan pengembangan.








2)      teknik bimbingan pribadi sosial
·         Konseling individual : Konseling individual adalah merupakan bantuan yang sifatnya terapeutik yang diarahkan untuk mengubah sikap dan perilaku murid.
·         Konsultasi : sebagai suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas siswa atau sekolah.
·         Nasihat : merupakan anjuran yang ditujukan untuk memperbaiki atau mengembangkan
·         Bimbingan kelompok : Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri murid.
·         Konseling kelompok :
·         Pengajaran remedial : dengan adanya remedi merupakan diagnose terhadap permasalahan yang dihadapi
·         Mengajar nuansa bimbingan: proses mengajar dengan pendekatan bimbingan.[11]

BAB III
KESIMPULAN
Bimbingan  adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Sedangkan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
bimbingan dan konseling pribadi-sosial adalah bimbingan dan konseling untuk membantu individu (siswa) dalam memecahkan persoalan pribadi-sosial”. bimbingan pribadi sosial, pada intinya adalah membentuk pribadi yang matang dan mandiri para siswa.
Tujuan bimbingan pribadi sosial adalah memiliki komitmen, sikap toleransi, pemahaman tentang irama kehidupan, pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, memiliki sikap positif , memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan, bersikap respek terhadap orang lain, memiliki rasa tanggung jawab, kemampuan berinteraksi sosial, kemampuan dalam menyelesaikan konflik, mengambil keputusan secara efektif.
Jenis layanan: Jenis Layanan dan Struktur Bimbingan, layanan dasar bimbingan, layanan responsive, layanan perencanaan individual, komponen dukungan sistem. Sedangkan tekniknya adalah: konseling individual, konsultasi, nasihat, bimbingan kelompok, konseling kelompok, pengajaran remedial, mengajar nuansa bimbingan,



DAFTAR PUSTAKA
Asep Suryana & Suryadi, Modul Bimbingan dan Konseling,(Jakarta:Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012)
Hibana S. Rahman, Bimbingan dan Konseling Pola 17, (Yogyakarta: UCY Press, 2003)
Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: UPT Universitas Muhammadiyah Malang, 2006)
Prayitno & Erman Amti. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:Rineka Cipta,2008)
Rollo may, Seni Konseling, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2003)
Tim PKTQ, Panduan Pengembangan Kepribadian dan Tahsinul Qur'an, (Yogyakarta: PKTQ, 2012)



[1] Hibana S. Rahman, Bimbingan dan Konseling Pola 17, (Yogyakarta: UCY Press, 2003), hal.13
[2] Prayitno & Erman Amti. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:Rineka Cipta,2008), hal.95
[3] Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: UPT Universitas Muhammadiyah Malang, 2006), hal. 24
[4] Ibid, hal.105
[5] Tim PKTQ, Panduan Pengembangan Kepribadian dan Tahsinul Qur'an, (Yogyakarta: PKTQ, 2012), hlm. 65.

[6] Rollo may, Seni Konseling, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2003), Hal.28
[7] Asep Suryana & Suryadi, Modul Bimbingan dan Konseling,(Jakarta:Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hal. 93
[8] Ibid, hal.102
[9] Hibana S. Rahman, Bimbingan dan Konseling Pola 17, (Yogyakarta: UCY Press, 2003), hal. 41
[10] Asep suryana, modul bimbingan…, hal.106
[11] Ibid, hal.121

Tidak ada komentar:

Posting Komentar